Breaking News

Bersatunya Dua Tokoh Inilah Menjadi Energi Partai Kebangkitan Nusantara


KUNINGAN POST | JAKARTA —  Anas Urbaningrum dan Gede Pasek Suardika adalah 2 Sahabat yang tak bisa dipisahkan dari Kebangkitan Nusantara di era modern ini. Mungkin juga Gede Pasek Suardika tidak akan mendirikan Partai Kebangkitan Nusantara ini tanpa dukungan dan sport dari sosok Anas Urbaningrum. Itu merupakan bukti nyata betapa dekatnya tali persahabatan keduanya.

Dengan keyakinan, bahwa persahabatan dan hubungan yang produktif antara keduanya akan senantiasa bertambah erat dan perjuangannya berguna bagi seluruh Nusantara. 

Maka dari itu MITREKA SATATA sebagai cara pandang yang di gaungkan Partai Kebangkitan Nusantara yang berarti menjalin hubungan persahabatan. Arti MITREKA SATATA adalah selalu bersahabat atau bersahabat yang sederajat.

Sumber bahasa MITREKA SATATA berasal dari kitab Sutasoma karangan Empu Tantular pada zaman keemasan Majapahit. Semboyan MITREKA SATATA ini dipakai olah Maha Patih Kerajaan Majapahit yaitu Gajahmada. Sebagai landasan dalam menjalankan politik luar negeri Majapahit yang bersifat sahabat, hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara tetangga dikawasan Asia Tenggara.

Bahkan sekarang pun semboyan MITREKA SATATA dipakai oleh negara-negara ASEAN dan Partai Kebangkitan Nusantara sebagai landasan persatuan mereka.

Maka dari itu, beliau Anas Urbaningrum dan Gede Pasek Suardika adalah tokoh Indonesia yang terpilih untuk menjaIankan Kebangkitan Nusantara sebagai Dwi Tunggal di Partai Kebangkitan Nusantara,  karena  diantara mereka akan mengadakan pembicaraan dan Diskusi  untuk mengatur pembagian tugas untuk kemenangan demi kebangkitan Nusantara dengan semboyan MITREKA SATATA sesuai cita citaNya.

Hubungan Dwi Tunggal antara Anas Urbaningrum dan I Gede Pasek Suardika dapat dijadikan sebagai acuan, atau tipe dari pola hubungan yang ideal di era demokrasi modern. baik untuk sekarang maupun untuk waktu yang akan datang.

Pengertian ideal di sini tidak harus diartikan pola Dwi Tunggal nantinya haruslah persis sama dengan pola Dwi Tunggal Soekarno-Hatta presiden dan wakil presiden pertama di Republik Indonesia. Artinya, bisa saja dimodifikasikan, namun yang penting prinsip-prinsip utama dari pola hubungan Dwi Tunggal tersebut tetap dipertahankan.

Dalam hubungan ini, kedua tokoh masing masing memiliki kesadaran yang tinggi bahwa mereka masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Oleh karena itu, kedua tokoh ini pun mempunyai kepentingan untuk saling melengkapi dan mengisi kelemahan dan kekurangan masing-masing pihak dengan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing pihak.

Maka dari itu, Persahabatan AU dan GPS adalah seperti benang emas yang mengikat hati Rakyat Nusantara, bahkan juga bisa seluruh dunia. Dengan semboyan MITREKA SATATA antara mereka untuk kejayaan dan kemenangan Partai Kebangkitan Nusantara. (Dea Ayuningsih)

0 Komentar

© Copyright 2022 - KUNINGANPOST.COM | SEMUA UNTUK INDONESIA