KUNINGAN POST | KUNINGAN — Forum Komunikasi Guru Besar (FKGB) dan Dosen Putera Puteri Brebes bersama Yayasan Rumah Cinta Brebes Sumbang Pemikiran Perkembangan Brebes.
Acara yang digelar di lantai 5 Kantor Pemerintahan Terpadu (KPT) Kabupaten Brebes dan di inisiasi Yayasan Rumah Cinta Brebes dihadiri 78 peserta dari Dosen dan Guru Besar Putera Puteri Brebes dari bebagai penjuru tanah air, Minggu (25/12)
"Acara ini sebagai kepedulian Dosen dan Guru Besar Putra Putri Brebes yang saat ini kebanyakan bertugas di penjuru tanah air, bahkan ada yang bertugas di Papua, namun mereka tetap mencintai Brebes," ujar Muhamad Munawir, Ketua Yayasan Rumah Cinta Brebes.
Sementara Pj Bupati Brebes, Urip Sihabbudin yang ikut hadir dalam sambutanya berucap, “Saat ini Brebes perlu bergotong royong bersama sama untuk menyelesaikan permasalahan yang ada," ujar Pj Bupati Brebes.
Lebih lanjut ia mengatakan, jargon Brebes Madani, Brebes Maju dan Sejahtera, menurutnya ada beberapa hal yang harus diselesaikan.
Pertama tingkat pendidikan rendah, tingkat ekonomi rendah, pertumbuhan ekonomi alami kenaikan, namun sektor pertanian, kehutanan, kelautan alami penurunan, lapangan usaha, perdagangan besar dan kecil.
Kedua permasalahan SDM sehingga Indek Pembangunan Manusia (IPM) masih rendah dan berdampak penduduk miskin masih banyak yaitu 16.05 %.
Urip Sihabbudin menyebut di tahun 2023 akan memperkuat struktur ekonomi Brebes yaitu dengan cara tingkatkan orang kaya, dan turunkan orang miskin.
Sementara dalam Diskusi yang di Moderatori Oleh Endang Gunaisah, Dosen Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong Papua, ada 7 Cendekiawan yang memberikan masukan.
Pertama Muhammad Al Jabri, dibeberkanya tanah di Indonesia sudah tidak sehat lagi, hal tersebut lantaran pemberian pupuk dan pestisida yang tidak terkontrol.
Parahnya menurut, racun tersebut masuk ke dalam tanaman bawang merah yang akhirnya dikonsumsi oleh masyarakat dan berdampak pada kesehatan.
Sehingga dikatakanya harus dicegah dengan mengganti pestisida dengan zeolite, (zat kapur yang dapat menyerap racun dan meningkatkan kesehatan tanah).
Sayangnya menurut Muhamad Al Jabri Pemerintah saat ini belum menanggapi secara baik, sehingga para Cendekiawan zeolite memilih mengekspor.
Selanjutnya Prof. Dr. Hamidah yang menyoroti mengenai Sumber Daya Manusia (SDM).
"Ada 3 hal yang saling berkaitan untuk membangun daerah yaitu Kesehatan, Pendidikan, dan ekonomi, sehingga FKGB fokus untuk berkontribusi membangun Brebes lebih baik," katanya.
Cendekiawan selanjutnya Darsono Wisadirana, dalam pengamatanya, perubahan Brebes dari daerah agraria ke daerah Industri ada perubahan kebudayaan, sehingga perlu ada penguatan untuk masyarakat brebes. Jika tidak dilakukan penguatan kebudayaan, maka menurutnya ada dis-integrasi.
Cendekiawan selanjutnya Jaya Mualimin, ia menyoroti Perilaku merokok menjadi suatu permasalahan besar dan menyebabkan faktor stunting, kemiskinan.
Perilaku adiktif (merokok dan narkotika) yang menjadikan kesehatan masyarakat menurun.
Cukai rokok yang dihasilkan tidak dapat mengcover dengan kehidupan masyarakat.
Menurutnya perilaku Hidup bersih dan sehat menjadi modal awal untuk membangun kesehatan masyarakat.
Cendekiawan selanjutnya Qodariah, ia menyebut Pendidikan menjadikan faktor utama untuk mengentaskan kemiskinan.
Qodoriah juga memaparkan pentinnya antisipasi resesi sehingga dapat menekan pertumbuhan pengangguran.
Dikatakanya, dengan adanya relokasi industri di Brebes, maka bisa menyeimbangkan tingkat pertumbuhan ekonomi, kontribusi FKGB diharapkan dapat menghasilkan human capital yang baik
Cendekiawan ke 6, Imron Adami Adji, "Pandemi menyebabkan angka putus sekolah tinggi, sehingga pemerintah membentuk gerakan kembali sekolah akan tetapi belum optimal," ungkapnya.
Sementara Dr. Maufur, Pembina FKGD Yayasan Rumah Cinta Brebes usulkan perubahan Jargon Brebes kerjasama antara FKGB. (**)
0 Komentar